Senin, 25 April 2016

Wawasan Nusantara : Pengakuan UNESCO Bantah Klaim Batik Dari Malaysia

Pengakuan Badan PBB yang mengurusi soal pendidikan dan kebudayaan (UNESCO) soal batik yang merupakan warisan budaya Indonesia disambut baik  kalangan perajin batik di Solo. Mereka berharap, dengan pengakuan UNESCO itu, polemik saling mengklaim antara Indonesia dan Malaysia soal produk batik segera berakhir.

Kendati demikian, para perajin mengakui untuk menjaga dan membuktikan bahwa batik memang benar-benar asli budaya Indonesia sangat sulit. ”Yang berat itu menjaga dan membuktikan, karena kita ketahui teknik membatik sudah ada sejak ribuan tahun lalu,” kata Ketua Paguyuban Kampoeng Batik Laweyan Solo, Alpha Febela kepada di Solo, Selasa 8 September 2009.

Dia menyatakan, teknik membatik yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bukan berasal dari Indonesia. Hanya saja dari beberapa negara, perkembangan batik yang paling pesat terjadi di Indonesia. ”Ada yang mengatakan teknik membatik dari Timur Tengah dan Mesopotamia bersamaan melalui jalur masuknya Islam ke Indonesia. Tapi perkembangan yang besar memang di sini seperti kekayaan motif-motinya,” papar dia

Pengakuan UNSECO itu, kata dia, sudah menjadi modal dan motivasi besar bagi para pengusaha batik untuk percaya diri mengembangkan produk batiknya terlebih saat ini para pengusaha batik sedang bersemangat untuk go international. “Ke depan harapannya dapat mendongkrak produksi dan penjualan batik,” ucap dia.

Munculnya klaim batik oleh Malaysia beberapa waktu lalu, menurut Alfa, tidak mempengaruhi pasar ekspor batik. ”Mungkin hanya dampak psikologis. Bagi kita klaim itu baru isu, buktinya ketika kita ekspor ke Malaysia juga tidak terjadi penolakan,” terangnya.

Sementara itu, Sekretaris  Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman Solo, Makmun Puspanegara mengaku cukup gembira dengan pengakuan dari UNESCO tersebut. Di Solo sendiri perkembangan industri batik cukup berkembang pesat mulai tahun 2006.

“Sebelum tahun itu, jumlah perajin di Kampung Kauman Solo hanya sekitar enam belas perajin batik, tetapi sekarang ini jumlahnya sudah berkembang menjadi lima puluhan perajin batik,” sebut dia.

Mengenai motif batik sendiri, ia mengaku, jumlahnya cukup banyak. Bahkan, jumlah itu sudah ada sejak jaman dulu semasa pemerintahan Kraton Kasunanan Surakarta.  “Paguyuban batik Kauman beberapa waktu lalu juga sempat membantu mengumpulkan motif batik sebanyak lima ratus jenis. Kemudian, motif-motif tersebut akan didaftarkan dan selanjutnya dipatenkan,” tegas Makmun.

Untuk ikut mengembangkan batik sebagai warisan budaya, dia sangat apresiasif dengan keinginan Presiden SBY yang akan menjadikan kerajinan membatik sebagai kurikulum mata pelajara di sekolah. Dengan demikian, diharapkan para murid akan tahu mengenai kerajinan batik yang sudah menjadi warisan budaya bangsa Indonesia.



Sumber :
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/88684-pengakuan-unesco-bantah-klaim-malaysia

Lagu - Lagu Daerah : Jawa Tengah




1. Bapak Pucung 


Bapak Pucung dudu watu dudu gunung
Sangkane ing sebrang
'ngon-ingone sang Bupati
Bapak Pucung yen m'laku lembehan grana

Arti :

Bapak pucung bukan batu bukan gunung.
Berasal dari tanah seberang.
Peliharaan sang bupati.
Jika berjalan si pucung melambaikan hidung.

Sekilas cerita :
Bapak pucung merupakan tembang macapat, namun didaerah Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan lagu ini juga dijadikan sebagai lagu dolanan anak. Karena sering dinyanyikan oleh para anak- anak untuk sebuah permainan.

2. Cublak Suweng


Lirik Cublak Suweng :
Cublak-cublak suweng, suwenge teng gelenter,
mambu ketundhung gudel, pak empo lera-lere,
sopo ngguyu ndhelikake, Sir-sir pong dele kopong,
Sir-sir pong dele kopong, sir-sir pong dele kopong.

Lagu dolanan anak-anak di Jawa, karya Sunan Giri (1442M) ini berisi syair ‘sanepo’ (simbol) yg sarat makna, tentang nilai-nilai keutamaan hidup manusia.

Arti Lagu :
Cublak-cublak suweng,
Cublak Suweng artinya tempat Suweng. Suweng adalah anting perhiasan wanita Jawa. Cublak-cublak suweng, artinya ada tempat harta berharga, yaitu Suweng (Suwung, Sepi, Sejati) atau Harta Sejati.
Suwenge teng gelenter,

Suwenge Teng Gelenter, artinya suweng berserakan. Harta Sejati itu berupa kebahagiaan sejati sebenarnya sudah ada berserakan di sekitar manusia.

Mambu ketundhung gudel,
Mambu (baunya) Ketundhung (dituju) Gudel (anak Kerbau). Maknanya, banyak orang berusaha mencari harta sejati itu. Bahkan orang-orang bodoh (diibaratkan Gudel) mencari harta itu dengan penuh nafsu ego, korupsi dan keserakahan, tujuannya untuk menemukan kebahagiaan sejati.

Pak empo lera-lere,
Pak empo (bapak ompong) Lera-lere (menengok kanan kiri). Orang- orang bodoh itu mirip orang tua ompong yang kebingungan. Meskipun hartanya melimpah, ternyata itu harta palsu, bukan Harta Sejati atau kebahagiaan sejati. Mereka kebingungan karena dikuasai oleh hawa nafsu keserakahannya sendiri.

Sopo ngguyu ndhelikake,
Sopo ngguyu (siapa tertawa) Ndhelikake (dia yg menyembunyikan). menggambarkan bahwa barang siapa bijaksana, dialah yang menemukan Tempat Harta Sejati atau kebahagian sejati. Dia adalah orang yang tersenyum-sumeleh dalam menjalani setiap keadaan hidup, sekalipun berada di tengah-tengah kehidupan orang-orang yang serakah.

Sir-sir pong dele kopong,
Sir (hati nurani) pong dele kopong (kedelai kosong tanpa isi). Artinya di dalam hati nurani yang kosong. Maknanya bahwa untuk sampai kepada menemu Tempat Harta Sejati ( Cublak Suweng) atau kebahagiaan sejati, orang harus melepaskan diri dari atribut kemelekatan pada harta benda duniawi, mengosongkan diri, tersenyum sumeleh,rendah hati, tidak merendahkan sesama, serta senantiasa memakai rasa dan mengasah tajam Sir-nya atau hati nuraninya.

Pesan moral lagu dolanan "Cublak Suweng" adalah:
“Untuk mencari harta kebahagiaan sejati janganlah manusia menuruti hawa nafsunya sendiri  atau serakah, tetapi semuanya kembalilah ke dalam hati nurani, sehingga harta kebahagiaan itu bisa meluber melimpah menjadi berkah bagi siapa saja ”.


3. Gambang Suling 
 
Lirik Gambang Suling :
Gambang suling ngumandang swarane
Tulat tulit kepenak unine
U~nine mung nrenyuh ake
Barengan lan kentrung ketipung suling
Sigrak kendangane

Arti Lagu Gambang Suling :
Gambang suling berkumandang swaranya
Tulat-tulit enak bunyinya
Bunyinya hanya mengharukan
Bersama kentrung ketipung suling
Mantap bunyi kendangnya

Makna Lagu :
Lagu gambang suling bermakna sebagai ungkapan kekaguman terhadap instrumen suling yang ditiup dengan merdu, dan membentuk harmonisasi dengan instrumen lain (kedang dan ketipung).

4. Gundul Pachul 

Lirik lagu :
Gundhul gundhul pacul cul gembèlengan
Nyunggi nyunggi wakul kul gembèlengan
Wakul ngglimpang segané dadi sak latar
Wakul ngglimpang segané dadi sak latar

Arti :
Gundul gundul cangkul, sembrono
Membawa bakul (di atas kepala) dengan sembrono
Bakul terguling, nasinya tumpah sehalaman
Bakul terguling, nasinya tumpah sehalaman

Gundul adalah kepala, dan orang jawa seringkali menggunakan istilah Ini untuk kepala yang tidak memiliki rambut alias plontos. Namun kita akan melihat ‘kepala’ itu sendiri yang dianggap selama ini oleh para kawula sebagai lambang kehormatan dan kemuliaan seseorang

Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala. Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.
Sedangkan pacul: adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. Pacul adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani.

Gundul pacul artinya: bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Ada juga menurut Orang Jawa yang memaknai pacul sebagai papat kang ucul (empat yang lepas). Artinya bahwa: kemuliaan seseorang akan sangat tergantung kepada empat hal, yaitu: bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya

Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil.

Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya. karena itu ‘Gundul-gundul Pacul’ bisa dimaknai dengan dua hal:
1. Seorang pemimpin harus amanah, jaangan hanya memikirkan kehormatannya
2. Gambaran seorang pemimpin yang tidak amanah, yang sudah kehilangan empat indera dan tidak sanggup lagi untuk menggunakan empat indra tersebut sebaik-baiknya

Adapun Gembelengan artinya: besar kepala, sombong dan bermain- main dalam menggunakan kehormatannya.

Gundul-gundul pacul cul gembelengan’ artinya seorang pemimpin yang sejatinya harus menunaikan amanah rakyat ternyata menjadi sombong, selengekan, clelak-clelek, dan menjadikan kehormatannya sebagai sebuah permainan.

Sedangkan ‘Nyunggi-nyunggi wakul kul” artinya seorang pemimpin harus selalu nyunggi wakul (memikul bakul/tempat nasi, yang berarti mengupayakan kesejahteraan rakyat dan menjunjung amanah rakyat)
WAKUL NGGLIMPANG (amanah jatuh tidak dapat dipertahankan) SEGANE DADI SAK LATAR (berantakan sia-sia, tak bisa bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat)


5. Lir Ilir

Lirik Lir Ilir :
Lir-ilir, lir-ilir…
Tandure wis sumilir…
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar…
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi…
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro…

Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir…
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore…
Mumpung padhang rembulane,
mumpung jembar kalangane…
Yo surako… surak iyo…

Arti :
Bangunlah, bangunlah
Tanaman sudah bersemi
Demikian menghijau bagaikan pengantin baru
Anak gembala, anak gembala panjatlah (pohon) belimbing itu
Biar licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh pakaianmu
Pakaianmu, pakaianmu terkoyak-koyak di bagian samping
Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung bulan bersinar terang,mumpung banyak waktu luang
Ayo bersoraklah dengan sorakan iya

Makna Lagu :

Sebagai umat Islam kita diminta bangun ( sadar ). Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Allah. Dalam diri kita yang dalam ini dilambangkan dengan tanaman yang mulai bersemi dan demikian menghijau. Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru.

Disini disebut anak gembala ( cah angon ) bukan raja , patih , pak jendral atau pak presiden,  atau yang lain. Mengapa dipilih “Cah angon” ? Cah angon maksudnya adalah seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu “ menggembalakan” makmumnya dalam jalan yang benar. Karena oleh Allah, kita juga telah diberikan sesuatu untuk digembalakan yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu yang demikian kuatnya ?
Si anak gembala diminta memanjat pohon belimbing ( warna hijaunya melambangkan ciri khas Islam )dan  notabene buah belimbing bergerigi lima buah. Buah belimbing disini menggambarkan lima rukun Islam. Jadi meskipun licin, meskipun susah kita harus tetap memanjat pohon belimbing tersebut dalam arti sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya.

Lalu apa gunanya?
Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian taqwa. Pakaian yang dimaksud adalah pakaian taqwa kita. Sebagai manusia biasa pasti terkoyak dan berlubang di sana sini, untuk itu kita diminta untuk selalu memperbaiki dan membenahinya agar kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap kehadirat Allah SWT.



Sumber :

Minggu, 03 April 2016

Rendang



    
   A.     Sejarah Rendang

Hampir semua orang yang tinggal di Indonesia mengetahui apa itu rendang, mengingat banyaknya jumlah warung makanan Padang yang tersebar di seluruh Nusantara. Tapi apakah ada di antara kita yang tahu tentang sejarah masakan rendang khas Padang ini ? Rendang merupakan sebuah makanan tradisional dari daerah Sumatera Barat, tepatnya Minangkabau, yang terbuat dari daging sapi diselimuti dengan racikan bumbu yang pedas.

Rendang merupakan masakan yang kaya rempah dengan daging sebagai bahan dasarnya. Rendang juga menggunakan karambia (santan kelapa) dan campuran bumbu khas yang dihaluskan seperti cabai, lengkuas, jahe, kunyit, bawang, dan bumbu-bumbu lainnya. Keunikan rendang adalah bumbu alami yang digunakan memiliki sifat antiseptik, sehingga bisa berguna sebagai pengawet alami. Bumbu lain juga diketahui punya aktivitas antimikroba yang kuat, dan tidak heran jika rendang bisa bertahan berbulan-bulan. Untuk pemasakan rendang hingga kuah benar-benar kering, prosesnya akan menghabiskan waktu sekitar delapan jam.

Penelusuran tentang sejarah rendang akan membawa kita ke salah satu daerah di Sumatera bagian barat, yaitu Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan kuliner mereka sejak jaman nenek moyang mereka. Untuk sejarah kapan pertama kali rendang diciptakan sendiri, sayangnya tidak banyak bukti tertulis yang dapat ditemukan. Salah satu dugaan yang muncul di kalangan para peneliti adalah bahwa panganan ini telah muncul sejak orang Minang mengadakan acara adat mereka untuk pertama kalinya. Awal mula sejarah masakan rendang khas Padang ini terdengar dimana-mana mungkin terjadi karena seni memasak ini terus berkembang dari Riau, Mandailing, Jambi, bahkan hingga ke Negeri Sembilan yang merupakan negara bagian federasi Malaysia karena perantau Minang yang tinggal di sana.

Catatan tentang rendang sebagai makanan tradisional dari daerah Minangkabau ditemukan pada awal abad ke-19, namun Gusti Anan, seorang sejarawan dari Universitas Andalas di Padang memiliki dugaan bahwa rendang sudah mulai muncul sejak abad ke-16. Hal ini ia simpulkan dari catatan literatur abad ke-19 dimana tertulis bahwa masyarakat Minang darat sering bepergian menuju Selat Malaka hingga Singapura. Perjalanan tersebut mereka lalui dengan jalur air dan bisa memakan waktu kurang lebih sekitar satu bulan. engingat tidak adanya perkampungan di sepanjang perjalanan itu, para perantau ini pasti sudah menyiapkan bekal makanan yang akan tahan hingga waktu yang lama, dan makanan itu adalah rendang. Gusti juga menduga bahwa pembukaan kampung baru di pantai timur Sumatera hingga Singapura, Malaka, dan Malaysia oleh masyarakat Minang pada abad ke-16 juga sudah mengikutsertakan rendang sebagai makanan merekakarena perjalanan tersebut butuh waktu berbulan-bulan.

Selain dari catatan sejarah, sejarah masakan rendang khas Padang juga dapat ditemukan dalam catatan harian Kolonel Stuers yang pada tahun 1827 menulis tentang kuliner dan sastra. Di dalam catatan tersebut sering kali muncul secara implisit deskripsi kuliner yang diduga mengarah pada rendang dan tertulis istilah makanan yang dihitamkan dan dihanguskan. Hal ini, menurut Gusti, adalah salah satu metode pengawetan yang biasa dilakukan oleh masyarakat minang. Rendang sendiri berasal dari kata merandang, yaitu untuk memasak santan hingga kering secara perlahan hal ini cocok dengan rendang yang memang butuh waktu lama untuk dimasak hingga kuahnya kering.

Sejarah rendang juga tidak lepas dengan kedatangan orang-orang dari Arab dan India di kawasan pantai barat Sumatera. Dipercaya bahwa pada abad ke-14, sudah banyak orang-orang India yang tinggal di daerah Minang, dan bumbu serta rempah-rempah sudah diperkenalkan oleh orang-orang tersebut. Ada juga dugaan yang mengatakan bahwa masakan kari yang sudah menjadi makanan khas India dan diperkenalkan pada abad ke-15 di daerah Minang merupakan dasar dari rendang itu sendiri. Hal ini sangat mungkin mengingat adanya kontrak perdagangan dengan India pada masa itu. Ahli waris tahta kerajaan Paguruyung juga membuka adanya kemungkinan bahwa rendang merupakan kari yang diproses lebih lanjut. Yang membuatnya berbeda adalah rendang memiliki sifat yang lebih kering, sehingga bisa jauh lebih awet jika dibandingkan dengan kari.

Masakan rendang khas Padang tetap tidak mati hingga sekarang, bahkan menjadi semakin terkenal dengan menjamurnya warung makan Padang di setiap sudut kota di Nusantara. Meski dikenal dengan bentuknya yang terbuat dari daging, ternyata banyak juga variasi rendang lainnya seperti rendang ayam, bebek, hati, telur, paru, dan ikan tongkol. Selain itu ada juga rendang suir yang berasal dari Payakumbuh. Yang membedakan rendang suir dengan rendang biasa adalah daging ayam atau sapi yang digunakan, serat dagingnya akan disuir kecil-kecil.


   B.      Makna Budaya Rendang 
    

Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat, yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu:

  1. Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin Suku adat)
  2. Karambia (kelapa), merupakan lambang "Cadiak Pandai" ( kaum Intelektual )
  3. Lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama
  4. Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap perhelatan istimewa, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan.

Dalam tradisi Melayu, baik di Riau, Jambi, Medan atau Semenanjung Malaya, rendang adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam kenduri khitanan, ulang tahun, pernikahan, barzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Qurban.

   C.      Resep dan Cara Membuat Rendang Minang

1)      Resep
Waktu Memasak
  • Persiapan: 40 menit
  • Memasak: 180 menit
  • Total: 240 menit
Bahan Utama Untuk Membuat Rendang Minang Asli:
  • 1.5 kg daging
  •  2 liter santan dari 2 butir kelapa
  •  Bumbu dan Rempah Untuk Membuat Rendang Minang Asli:
  •  2 batang daun serai, memarkan
  •  4 lembar daun jeruk purut
  •  2 cm asam kandis/gelugur
  •  2 lembar daun kunyit, simpulkan

Bumbu Rendang Minang Asli yang Dihaluskan:
  • 5 butir kemiri
  • 6 siung bawang putih
  • 100 g cabe merah besar
  •  12 butir bawang merah
  • 100 g cabe merah keriting
  • 2 cm jahe, bakar
  •  2 cm lengkuas
  • 3 cm kunyit, bakar
  • 1/2 sdm ketumbar
  • 2 sdt garam
  • 1/2 sdt pala
  • 1 sdt jintan, sangrai
  • Penyedap rasa secukupnya

2)      Langkah-langkah memasak rendang :

Cara Mengolah Daging Rendang Minang Asli:
  1. Cara yang pertama yang bisa anda lakukan pada resep kali ini adalah dengan terlebih dahulu mengolah daging yang sudah disiapkan sebelum dimasak atau diberikan bumbu. Potong-potong daging dengan bentuk dadu dan seukuran yang diinginkan, hanya saja jangan memotong daging terlalu kecil agar ketika dimasak daging tidak menjadi hancur.
  2. Setelah daging dipotong-potong semuanya. Sekarang silahkan cuci bersih daging dengan menggunakan air hingga kotoran yang ada pada daging bisa dibersihkan secara keseluruhan.
  3. Setelah dicuci bersih, tempatkan dalam wadah dan buang air cuciannya hingga daging kering. Sisihkan sementara.
Cara Memasak Daging Rendang Minang Asli:
  1. Langkah pertama untuk memasak atau membumbui daging rendang adalah dengan Menuangkan santan dalam wajan berukuran besar, masukkan pula serai, asam, irisan bawang merah dan daun kunyit. Aduk-aduk hingga santan mendidih dan pastikan jika santan yang anda masak tidak menjadi pecah, untuk itu pastikan jika anda terus mengaduk-aduk santan hingga mendidih merata.
  2. Setelah santan mendidih, masukkan bumbu yang telah dihaluskan kedalamnya dan sesekali aduk-aduk selama kurang lebih 20 menit.
  3. Jika anda melihat santan tampak berminyak atau mengeluarkan minyak. Maka silahkan masukkan potongan daging yang telah dibersihkan dan masak dengan menggunakan api sedang hingga santan mengental dan mengering.
  4. Masak hingga daging empuk dan matang merata sambil terus diaduk- aduk agar bagian dasar tidak gosong.
Setelah matang merata, daging sudah empuk dan santan mulai mengering silahkan matikan kompor dan angkat masakan rendang dari kompor.

   D.     Rendang Mendunia

2011, menjadi tahun kebanggaan bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya, rendang makanan khas yang lahir dari Minangkabau - Sumatera Barat, menduduki peringkat pertama dalam ajang 50 hidangan terlezat di dunia yang digelar oleh CNN Internasional. Mengalahkan 49 hidangan lainnya, masakan yang kaya akan bumbu dan rempah-rempah tersebut memang sangat layak untuk menjadi yang terbaik. Karena tak hanya memiliki cita rasa yang khas dan lezat, rendang juga memiliki komposisi rasa yang lengkap. Perpaduan antara daging, santan, bumbu, serta rempah-rempah dan cara pengolahan khususnya, mampu menghasilkan kenikmatan gurih dan pedas yang pas di lidah setiap kalangan.

Selain itu, rendang juga dinobatkan sebagai “The Most Balanced Food” dalam acara LA Travel & Adventure Show, sebuah pameran travel terbesar di Amerika yang diselenggarakan tanggal 14 – 15 Januari 2012 di Los Angles, Amerika Serikat. Memang benar adanya, jika rendang cocok di semua lidah, baik yang tua maupun muda, baik orang asia maupun eropa. Sensasi kenikmatan yang ditawarkan saat menyantap rendang, tidak akan pernah ditemukan di makanan lainnya. Rendang is special.

Si daging yang khas berwarna hitam pekat ini dapat ditemukan di Rumah Makan Padang di seluruh dunia. Maka tak heran jika rendang populer di banyak negara, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Thailand. Dan bahkan pernah menjadi menu favorit dalam sebuah acara yang diselenggarakan untuk memperingati 60 tahun persahabatan Indonesia Jerman. Yakni di salah satu hotel di Jerman dalam rangka Festival Kuliner Indonesia.



Rendang ialah masakan asli Indonesia yang harus dilestarikan oleh penerus-penerus, rendang ini tidak perlu diragukan lagi dari segi rasa karena masakan ini sudah tidak asing oleh penikmat makanan indonesia , dan bahkan makanan ini menjadi bagian makanan terlezat didunia. Walaupun saya pribadi bukan asli orang minang, saya pribadi sangat menyukai masakan ini.





Sumber :