Minggu, 31 Mei 2015

( Review ) Film Toba Dreams



Sutradara Benni Setiawan
Produser Rizaludin Kurniawan
Penulis TB Silalahi
Pemeran Vino G. Bastian Mathias Muchus Marsha Timothy Jajang C. Noer Ramon Y. Tungka Ajil Ditto Haykal Kamil Tri Yudiman Boris Bokir Paloma Kasia Vinessa Inez Jerio Jeffry Julian Kunto Je'Sebastian Kodrat W. Saryo Fadhel Reyhan
Studio TB Silalahi Center
Distributor Semesta Cinema

   

     Film Toba Dreams ini menceritakan tentang kisah cinta yang teramat dalam antara Ayah dan Anak, Suami dan Istri. Bahkan Cinta terkadang dapat menyesatkan jalan menuju kebenaran. Seperti halnya sersan Tebe (Mathias Muchus) yang mendidik anaknya seperti pasukan militer karena cinta yang luar biasa pada mereka. Karena itu Ronggur (Vino G.Bastian) menjadi pemberontak karenanya. Ronggur yang mewarisi sifat keras ayahnya bertemu dengan perempuan cantik beda agama bernama Andhini (Marsha Timothy).


     Akar cerita film garapan sutradara Benni Setiawan ini utamanya mengenai hubungan seorang bapak dan anak laki-lakinya. Awal cerita Sudah sekian lama Sersan Tebe mengabdi pada negara sebagai Sersan Mayor TNI-AD, Kini sudah saatnya masa jabatan itu habis atau harus menjadi pensiunan. Begitu bijaksananya beliau, maka ia disanjung oleh seluruh prajuritnya.
                             


     Sersan Tebe memutuskan untuk pindah ke kampung halamannya untuk membangun kehidupan disana. Kemudian beliau berdiskusi kepada keluarganya. Ronggur, anak tertuanya tersebut merupakan orang pertama yang menentang keputusan tersebut. Ronggur merasa ia mempunyai banyak mimpi di Jakarta dan dia menganggap ayahnya adalah seorang dictator yang selalu mengebiri mimpi anak-anaknya. Tetapi sang ibu yang bernama Kristin ( Tri Yudiman ) menasihati Ronggur agar menuruti keputusan sang ayah. Demi ibunya, Ronggur menyetujui meski dengan berat hati. Ia berpamitan kepada Andini kekasih hatinya untuk pergi ke kampung sang ayah.

     Sesampainya di perkampungan Balige di tepian Danau Toba Sersan Tebe, Ibu Kristin, Ronggur dan kedua adiknya yaitu Sumurung dan Taruli di sambut hangat oleh Opung (Jajang C. Noer) dan warga sekitar. Kedatangan Sersan Tebe dikampung halamannya banyak hal yang bermanfaat bagi masyarakat di kampungnya tersebut. Seiring waktu berjalan Ronggur merasa tidak nyaman tinggal dikampung. Pak Tebe tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk merubah sikap dan menentukan masa depan anak-anaknya. Ia berdiskusi kepada istrinya untuk menentukan nasib hidup anak-anaknya, Keputusan yang diambil Pak Tebe adalah apa yang jadi profesi turun menurun keluarga yaitu menjadi Pendeta, ayahnya tersebut menginginkan Ronggur menjadi seorang pendeta, Sumurung (Haykal Kamil) menjadi akmil, dan menginginkan Tanuli meneruskan pendidikan SMA-nya SMA yang terkenal bagus, tetapi Ronggur tidak menyetujui keputusan ayahnya. Pergejolakan terus terjadi di benak Ronggur, ia bersikukuh ingin meninggalkan kampung dan kembali lagi ke Jakarta, dengan tujuan membuktikan bahwa ia bias mencapai sukses di Jakarta dengan caranya sendiri serta menemui kekasih hatinya yang sangat ia cintai.
 

    Di Jakarta ia menemui kekasihnya tetapi apa yang ia dapat tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan. kekasihnya , tetapi kekasihnya dengan terpaksa memilih pria lain yang dijodohkan oleh orang tuanya , lalu ia pergi dengan senyum manisnya meninggalkan kekasihnya tersebut dan memutuskan pergi menemui sahabatnya. Sahabatnya (Ramon Y. Tungka) pun menerimanya dengan senang hati ia diajak tinggal bersama dirumahnya , sahabatnya bercerita bahwa keluarganya hancur akibat kasus yang diterima ayahnya sehingga Tami dan Tedy (Tungka Ajil) adalah adik dari sahabatnya tersebut menjadi pendiam, sahabatnya pun memberi Ronggur pekerjaan sebagai supir taksi. Pekerjaan yang ia jalani tidak berjalan dengan lancar, dia terjebak oleh para mafia-mafia pengedar narkoba dia diancam oleh mafia-mafia tersebut dan dikarenakan motivasinya menjadi orang kaya Ronggur pun menerima ajakan mafia-mafia tersebut untuk bergabung dengan mereka hal itu juga karena demi menunjukkan kepada ayahnya bahwa ia mampu menunjukkan kesuksesan hidupnya.
                                


     Dengan bisnisnya tersebut ia berhasil menjadi sukses dan kaya, ia berhasil mengajak Andini menikah di gereja dan lalu kembali ke kota, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Choki. Ronggur pun terjebak dalam pekerjaanya sebagai bagian dari mafia narkoba demi bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun, di lain sisi istri dan anaknya, Choki menjadi kurang perhatian. Disaat ronggur dan keluarganya berniat pergi ke gereja bersama tiba-tiba kelompok mafia yang dahulu ia tinggalkan kembali mengusik keluarga, kelompok mafianya tersebut menuntut Ronggur untuk mengembalikan kejayaan kelompok mafianya tersebut, dan akhirnya Ronggur membatalkan ke Gereja.
 

    Saat Ronggur merasa ketakutan atas keamanan keluarganya Ronggur pun bercerita ke Andini atas bisnis yang dia jalani selama ini, Andini pun lantas kecewa apa yang dilakukan suaminya tersebut dan bergegas berniat membawa Choki pergi dari kehidupan suaminya, Ronggur pun merasa menyesal atas hal yang selama ini ia lakukan Ronggur pun meyakini Andini untuk tidak pergi dari kehidupannya dan berjanji untuk menyelesaikan masalahnya dan hidup layaknya keluarga.

    Ronggur tidak mengetahui bahwa Andini dan Choki sudah berpindah keyakinan dengan diam-diam. Ronggur dan kelompoknya mempunyai kesepakatan, Ronggur harus dapat bisa mengembalikan kejayaan kelompoknya tersebut dan membunuh seorang hakim yang dapat menghalangi bisnis kelompoknya, bila Ronggur melakukan hal tersebut kelompok mafianya menjamin ia akan dibebaskan dari bisnisnya dan keluarganya akan selamat. Saat Ronggur menjalani bisnisnya, Andini membawa Choki untuk mengunjungi ke rumah ayah dan ibunya lalu mengunjungi opungnya orang tua dari Ronggur dikampung. Akhirnya ia memutuskan bertemu kelompoknya tersebut, Diam-diam ronggur membawa senjata tajam didalam jasnya, ia berniat untuk membunuh kelompoknya tersebut. Setelah membunuh Ronggur pun pergi meninggalkan mereka.

    Keesokan harinya berita pembunuhan atas kelompoknya pun beredar dimedia massa. Berita tersebut menyebar sampai Desa Balige salah satu warga memberitahu berita tersebut kepada SersanTebe. Beliau pun marah, menangis, kecewa setelah mengetahui bahwa putranya selama ini menjadi pengedar narkoba, penjahat Indonesia, beliau pun menghampiri teman Ronggur yang sedang tertidur. Beliau menanyakan dimana putra sulungnya itu di sembunyikan. Dengan berat hati temanya pun memberitahu dimana tempat dimana Ronggur di sembunyikan.

     Digubuk yang menjadi tempat dimana Ronggur berada. Ayahnya pun menghampiri putra sulungnya. Beliau meminta penjelasan mengapa semua ini bias terjadi, sesuatu yang tidak pernah ia harapkan. Percakapan pun terjadi antara keduanya, ditengah percakapan singkat tersebut sirine kapal polisi pun terdengar, gubuk tempat persembunyian itu pun dikepung oleh polisi yang sudah bersiap untuk menembak jika ada perlawanan. Ronggur gugup, tak tahu harus berbuat apa. Ayahnya menasihati ia agar bersedia keluar dan mempertanggungkan perbuatannya tersebut. Ronggur pun keluar dengan pasrahnya. Ayahnya memberitahu polisi untuk tidak menembak anaknya, polisi pun menurunkan senjata. Tetapi suara tembakan terdengar, yang menembaknya tak lain adalah teman dari kelompok mafianya yang berada di sisi danau yang ternyata masih hidup. Ronggur pun jatuh ke danau dengan luka didadanya, ayahnya membawa Ronggur ke sisi pantai, Ronggur pun sudah tak bernyawa. Ayah sangat merasa kehilangan dan menangis sambil mendekap anak sulungnya.

    Keesokan harinya jenazah Ronggur pun dimakamkan, dengan rasa ikhlas Sersan Tebe dan keluarga berlapang dada mengikhlaskan kepergian Ronggur. Andini dan Choki memilih kembali ke Jakarta untuk menjalani kehidupannya. Sersan Tebe berharap cucunya dapat melanjutkan cita-citanya menjadi seorang Jendral.